Membentuk Karakter Lewat Barak? Program Pembinaan Alternatif untuk Siswa Berperilaku Menyimpang

Beberapa sekolah kini mulai mencoba pendekatan berbeda dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan perilaku, seperti sering bolos, membangkang, atau terlibat kenakalan remaja. Salah satu program yang menarik perhatian adalah pembinaan berbasis barak. Konsep ini terdengar tegas dan militeristik, tapi justru karena itulah banyak yang mulai mempertimbangkan efektivitasnya dalam membentuk karakter siswa yang lebih tangguh dan disiplin.

Barak Jadi Solusi? Mengapa Pendekatan Ini Mulai Diterapkan

Program pembinaan berbasis barak umumnya dilakukan dalam jangka waktu tertentu, di mana siswa tinggal bersama dalam sistem terstruktur yang padat aturan. Kegiatan sehari-hari mulai dari bangun pagi, kebersihan diri, olahraga, hingga pelatihan mental dan emosional dikemas secara disiplin. Tujuannya bukan menghukum, tapi melatih tanggung jawab, kerja sama, dan rasa hormat—hal-hal yang sering kali hilang saat siswa berada dalam lingkungan yang kurang terarah.

Baca juga: Tak Cuma Tegas, Ini Hasil Mengejutkan dari Sekolah yang Terapkan Model Barak

Beberapa alasan mengapa model pembinaan ini semakin diminati:

  1. Membangun Kedisiplinan Sejak Dini
    Rutinitas ketat mengajarkan pentingnya waktu, tanggung jawab, dan ketaatan terhadap aturan.

  2. Mendorong Kemandirian dan Kepemimpinan
    Siswa belajar mengurus diri sendiri, membantu teman, bahkan memimpin kelompok kecil dalam kegiatan harian.

  3. Mengontrol Emosi dan Perilaku Negatif
    Pelatihan fisik dan mental membantu siswa menyalurkan emosi melalui cara yang positif dan terkontrol.

  4. Mengembalikan Rasa Percaya Diri
    Program ini dirancang bukan untuk mempermalukan, tapi untuk memulihkan semangat dan jati diri siswa.

  5. Meningkatkan Fokus Belajar di Sekolah
    Setelah menyelesaikan pembinaan, banyak siswa menunjukkan perubahan positif dalam semangat belajar dan hubungan sosial.

  6. Melibatkan Orang Tua dan Guru dalam Proses
    Evaluasi rutin bersama keluarga dan pihak sekolah menjadi bagian dari pendekatan menyeluruh.

Program barak mungkin bukan solusi tunggal untuk semua siswa, tapi pendekatan ini telah menunjukkan hasil positif pada banyak kasus. Ketegasan yang dipadukan dengan pendekatan manusiawi bisa menjadi jembatan perubahan bagi siswa yang sebelumnya dianggap “sulit.” Saat sistem pendidikan konvensional tidak mampu menjangkau sisi karakter, barak menjadi alternatif yang layak dipertimbangkan untuk membentuk kembali arah hidup mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *